Minggu, 09 Juni 2013

PRINSIP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK



A.   Pendahuluan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dijadikan panduan dalam pengembangan sekolah akan segera diganti dengan kurikulum yang sekarang lazim disebut Kurikulum  2013. Banyak kontroversi yang menyertai diberlakukannya kurikulum 2013 salah satunya adalah penerapan pembelajaran Tematik, pembelajaran tematik yang pada KTSP diterapkan di kelas rendah yaitu kelas I – III, sedangkan  Kurikulum 2013 akan diterapkan untuk semua tingkatan yaitu dari kelas I – VI.
Banyaknya kontroversi yang terjadi Kemendikbud tetap bergeming untuk memberlakukannya mulai pada Tahun Pelajaran 2013/2014.
Dari banyak pertanyaan terkait penerapan tematik disemua tingkatan di Sekolah Dasar (SD) Kemendikbud punya alasan seperti yang telah disampaikan dalam uji publik kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut :
  1. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak melihat dunia sebagai suatu kebutuhan yang  terlihat  bukan penggalan- penggalan yang terlepas dan terpisah.
  2. Mata pelajaran-mata pelajaran Sekolah Dasar dengan definisi kompetensi yang berbeda mengahsilkan banyak keluaran yang sama.
  3. Keterkaitan satu sama lain antar mata pelajaran Sekolah Dasar menyebabkan keterpaduan konten pada berbagai mata pelajaran dan arahan bagi siswa untuk mengaitkan antar mata pelajaran akan menghasilkan hasil pembelajaran siswa.
  4. Fleksibilitas pemanfaatan waktu dan menyesuaikannya dengan kebutuhan siswa.
  5. Menyatukan pemebelajaran siswa untuk konfergensi pemahaman yang diperolehnya sambil mencegah terjadinya inkonsistensi antar mata pelajaran.
  6. Merefleksikan dunia nyata yang dihadapi anak di rumah dan di lingkungannya.
  7. Selaras dengan cara anak berpikir di mana hasli penelitian otak mendukung teori pedagogi dan psikologi bahwa anak menerima banyak hal dan mengolah dan merangkumnya menjadi satu  sehingga mengajarkan secara holistik terpadu adalah sejalan dengan bagaimana  otak anak mengolah informasi.
Tertarik dari hal-hal tersebut di atas sambil mengingatkan kembali pemahaman  para pengajar di Sekolah Dasar, maka dengan ini penulis uraikan apa, mengapa, dan bagaimana pembelajaran tematik.
B. Pengertian Pembelajaran Tematik
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar,  konsep belajar, dan pembelajaran bermakna maka kegiatan pembelajaran bagi siswa Sekolah Dasar sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik.
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat  memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).
Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan.
Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2004: 6) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. 
             Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. 
Di samping itu pembelajaran tematik akan memberi peluang pembelajaran terpadu yang lebih menekankan pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.

C.      Penerapan Pembelajaran Tematik.
Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu: (1) bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan, (2) bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan tema, dan (3) efisiensi.

Agar diperoleh gambaran yang jelas penulis diskripsikan  ketiga prinsip sebagai berikut :
1. Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan.
Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam suatu format keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan masalah dan memecahkan masalah yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan topik yang  dibahas.
2. Bentuk belajar harus dirancang agar siswa menemukan tema.
    Agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh untuk menemukan tema pembelajaran yang riil sekaligus mengaplikasikannya. Dalam melakukan pembelajaran tematik siswa didorong untuk mampu menemukan tema-tema yang benar-benar sesuai dengan kondisi siswa, bahkan dialami siswa.
3.  Efisiensi
Pembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber belajar yang otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat.

Menurut Kunandar (2007) pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu: (1) menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik, (2) memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik, (3) hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna, (4) mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi, (5) menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama, (6) memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain, (7) menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Dengan tema diharapkan akan memberikan keuntungan, di antaranya: (1) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, (2) siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama, (3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, (4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa, (5) siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas, (6) siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk memgembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain, (7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan dapat dipersiapkan sekaligus diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan, sedangkan selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial dan pengayaan.
Selain memiliki kelebihan, pembelajaran tematik juga terdapat beberapa kelemahan yang ditimbulkannya. Adapun kelemahan pembelajaran tematik terjadi jika dilakukan oleh guru tunggal, misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga guru akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran dan tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
Mencermati perihal di atas, guru dituntut untuk memiliki kompetensi dan keterampilan dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan pembelajaran tematik.
              Pembelajaran tematik di Sekolah Dasar merupakan suatu hal yang dapat dianggap relatif  baru dan pemahamannya oleh guru belum mendalam, sehingga dalam implementasinya belum sesuai dengan yang diharapkan. Masih banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik. Hal ini terjadi antara lain karena guru belum mendapat pelatihan secara intensif tentang pembelajaran tematik ini.
Di samping itu juga guru masih sulit meninggalkan kebiasan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar pada saat ini difokuskan pada kelas awal yaitu kelas I, II, dan III atau kelas yang anak-anaknya masih tergolong pada anak usia dini, walaupun sebenarnya pendekatan pembelajaran tematik ini bisa dilakukan di semua kelas.
Kita tunggu saja mulai Tahun Pelajaran 2013/2014 pembelajaran tematik akan  diberlaukuan sejak   kelas I hingga kelas VI, semoga tidak ada hambatan. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar